stranger

Mari menjadi asing kembali.

Tak usah ada obrolan-obrolan hingga tengah malam atau sampai pagi menjelang. Tak usah bertanya bagaimana hari ini aku lalui. Dan aku juga akan melakukan hal serupa.



Mari menjadi asing kembali.

Tak usah melibatkan hati dan perasaan yang berlebihan. Tak usah punya rasa cemburu yang tak bertuan.
Tak usah berkata rindu, sayang, nyaman dan semacamnya.



Mari menjadi asing kembali.

Tak usah mengingat apa-apa saja yang melekat dalam ingatan : Sepiring nasi goreng di warung tenda, sobekan karcis menonton bioskop berdua, segelas teh manis dengan sedotan yang bergantian, jas hujan yang kau kenakan padaku saat kehujanan.
Dan masih banyak yang lainnya yang sedang berusaha aku musnahkan.



Mari menjadi asing kembali.

Memang tak ada melupakan kenangan dengan mudah, percayalah.
Aku hanya tak perlu melelahkan diri untuk mempertahankanmu. Tunggu saja harinya, saat itu akan tiba.
Hari dimana saat kau melintas, tak ada lagi luka yang masih membekas.



Mari menjadi asing kembali.

Mungkin batas rasaku hanya menjadi masa lalu, bukan selamanya memilikimu.




—SatuHuruf
#SunyiBerbunyi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

That-so-called first sight